KENDARINEWS.COM- Pascasarjana Universitas Sulawesi Tenggara
(Unsultra) menggelar workshop kurikulum prodi Magister Hukum dan
penulisan karya tulis ilmiah dengan mendatangkan pemateri Prof. Dr.
Irwansyah, S.H., M.H selaku guru besar Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin Makassar dan editor chief Hasanuddin Law Review, di gedung
WTC Unsultra, Rabu (31/5).
Rektor Unsultra, Prof. Dr. Ir. Andi Bahrun, M.Sc., Agric mengatakan
bahwa kegiatan tersebut bertujuan kurikulum di Unsultra khususnya
program Magister harus dilakukan reorientasi. “Karena perguruan tinggi
harus bisa menjawab kebutuhan masyarakat termasuk kompensasi lulusan
kita,” ujarnya.
Ia menjelaskan, bahwa tidak hanya kurikulum tetapi pelatihan penulis
karya tulis ilmiah. Ia juga menyebut bahwa kompetensi mahasiswa harus
terus dilakukan. “Akreditasi juga penting dalam sebuah program studi,
tetapi apa artinya akreditasi bagus tetapi kompetensi mahasiswa itu
tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dan juga dalam penyusunan
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) harus sesuai dengan Kurikulum
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” jelas Prof. Andi Bahrun.
Sementara, Prof. Dr. Irwansyah, S.H., M.H mengungkapkan bahwa
kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagal pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan
Tinggi. Dimana kurikulum Pendidikan Tinggi merupakan amanah Institusi
yang harus senantiasa diperbaharul sesuai dengan perkembangan kebutuhan
dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang dituangkan dalam capaian
pembelajaran. “Perguruan tinggi sebagai penghasil sumber daya manusia
terdidik perlu mengukur lulusannya, apakah lulusan yang aslikan memiliki
kemampuan setara dengan kemampuan capaian pembelajaran yang telah
dirumuskan dalam jenjang kualifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI),” ungkapnya.
Ia menuturkan, bahwa ada beberapa problem klasik kurikulum yakni,
daftar mata kuliah, keinginan atau kebutuhan, sinkronisasi muatan S1,
pedoman, standar pengelolaan akademik persiapan dan strategi akreditasi
prodi, tumpang tindih materi dengan mata kuliah lain, mata kuliah
pengantar yang telah dka jelas kelautannya, muatan RPS hanya berapa SAP,
jumlah ideal mata kuliah dan bebas SKS. “Inilah problem yang terjadi di
kurikulum,” tuturnya.
Ia menambahkan, bahwa beberapa hal yang sangat penting dalam
kurikulum yaitu, visi, misi, tujuan, sasaran, profil lulusan, kompetensi
lulusan, capaian pembelajaran lulusan pengembangan bahan kajian, desain
mata kuliah, pelibatan stakeholder dan masa transi. “Jadi kurikulum itu
harus disesuaikan dengan visi misi universitas,” pungkasnya.(win/kn)